Fungsi Penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.
Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku.
Fungsi Penganggaran
Penganggaran (budgeting) adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya.
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi-fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan disesuaikan dengan besarnya pembiayaan dari dana-dana yang tersedia. Dalam usaha penyempurnaan anggaran perlengkapan/logistik diharapkan adanyan macam-macam, sebagai berikut:
a. Anggaran pembelian
b. Angaran perbaikan dan pemeliharaan
c. Anggaran penyimpanan dan penyaluran
d. Anggaran penelitian dan pengembangan barang
e. Anggaran penyempurnaan administrasi barang
f. Anggaran pengawasan barang
g. Anggaran penyediaan dan peningkatan mutu personil (diklat)
Hasil dari fungsi ini sangat menentukan berhasilnya penyelenggaraan fungsi-fungsi lainnya seperti pengadaan, penyimpanan, penyaluran pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian.
Penganggaran (budgeting) adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu yaitu skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya.
Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi-fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan disesuaikan dengan besarnya pembiayaan dari dana-dana yang tersedia. Dalam usaha penyempurnaan anggaran perlengkapan/logistik diharapkan adanyan macam-macam, sebagai berikut:
a. Anggaran pembelian
b. Angaran perbaikan dan pemeliharaan
c. Anggaran penyimpanan dan penyaluran
d. Anggaran penelitian dan pengembangan barang
e. Anggaran penyempurnaan administrasi barang
f. Anggaran pengawasan barang
g. Anggaran penyediaan dan peningkatan mutu personil (diklat)
Hasil dari fungsi ini sangat menentukan berhasilnya penyelenggaraan fungsi-fungsi lainnya seperti pengadaan, penyimpanan, penyaluran pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian.
Penganggaran
(budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian
penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata
uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari).
Dalam fungsi
penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan
dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana yang
tersedia. Dengan mengetahui hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara
seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang dapat dipercaya.
Apabila
semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa berulang kali dan
diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan,
maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan
terpaksa.
Pengaturan
keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.
Dalam menyusun anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara
lain adalah:
a. Peraturan
terkait
b.
Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Beberapa
hal yang berhubungan dengan anggaran
d.
Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan
logistik
Sumber
anggaran di suatu rumah sakit beragam, tergantung pada institusi yang ada
apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber
anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari
penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran
berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan
Dana dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi
anggaran logistik Rumah Sakit 40 %-50 % dalam bentuk obat dan bahan farmasi,
alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan
dan suku cadang.
Bab. I
Pengertian Umum Logistik
A.
Pengertian Umum
Istilah logistik
paling banyak dikenal untuk kalangan militer. Secara historis istilah ini mulai
dalam kegiatan militer dan kenyataannya paling banyak dipakai dalam literature
mengenai kemiliteran pula. Menurut literatur yang ada, yang pertama-tama
menggunakan istilah ini adalah Angkatan Perang Amerika Serikat dalam perang
dunia kedua. Adapun pengertian yang diberikan saat itu terbatas pada usaha atau
kegiatan yang berhubungan dengan gerakan perbekalan manusia di medan
pertempuran.
B.
Maksud dan Tujuan Manajemen Logistik
Di bidang
militer, tujuan logistik membantu komandan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
untuk mencapai kemenangan peperangan (bukan kemenangan pertempuran saja), pada
prinsipnya sama dengan pelaksanaan logistik dibidang pemerintah sipil maupun swasta.
Pada
dasarnya tujuan manajemen logistik adalah menyampaikan barang jadi dan
bermacam- macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan,
dalm keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi di mana ia dibutuhkan, dan dengan
total biaya yang terendah.
1) Tujuan umum.
a. Tujuan
operasional adalah agar tersedia barang atau bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai.
b. Tujuan
keuangan adalah agar operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah rendah nya.
c. Tujuan
pengamanan adalah agar persediaan tidak terganggu dari kerusakan, pemborosan,
pencurian dan penyusutan yang tidak wajar.
2) Tujuan khusus.
Mendukung
efektifitas dan efesiensi dalam setiap upaya pencapaian tujuan organisasi.
C. Sejarah Pelaksanaan Manajemen
Logistik
Logistik
berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Logistikos yang berarti terdidik atau
pandai dalam memperkirakan/berhitung.
Berikut ini
merupakan pengertian logistik menurut para ahli :
· Donald
J.Bowersok (2000) ; Logistik didefinisikan sebagai Proses pengelolaan yang
strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang
jadi dari supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan.
· Lukas
Dwiantara dan Rumsari Hadi (2004) ; Manajemen logistik merupakan
serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap
kegiatan pengadaan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan
penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi.
· Indriyi
G dan Agus Mulyono (1998) ; Kegiatan logistik adalah mengembangkan operasi
yang terpadu dari kegiatan pengadaan atau pengumpulan bahan, pengangkutan atau
transportasi, penyimpanan, pembungkusan maupun pengepakan pendistribusian, dan
pengaturan terhadap kegiatan tersebut’.
· Siagian
(1992) menyatakan manajemen adalah
seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain,
sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis
pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain
yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan keefisienan
dan keefektifan penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait
dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of
consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
D. Manajemen Logistik Dalam Sistem
Administrasi
Di
dalam manajemen kita kenal ada 5 unsur,
yaitu :
1. Man
2. Money
3. Material
4. Machine
5. Method
Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur tersebut diproses melalui fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
Untuk dapat terselenggaranya manajemen yang baik, unsur-unsur tersebut diproses melalui fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
Prinsip-prinsip manajemen tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik dengan baik.
Prinsip-prinsip manajemen tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik dengan baik.
E. Fungsi-fungsi Manajemen Logistik
Fungsi-fungsi
manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari :
1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan
Fungsi perencanaan mencakup
aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran, pedoman-pedoman, pengukuhan
penyelenggaraan bidang logistik.
2. Fungsi Penganggaran
Fungsi penganggaran terdiri dari
kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan
kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya
dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya.
3. Fungsi Pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan
usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional yang
telah digariskan dalam fungsi perencanaan, penentuan kebutuhan penganggaran.
4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran
Fungsi ini merupakan pelaksanan penerima,
penyimpanan dan penyaluran perlengkapan yang telah diadakan melalui
fungsi-fungsi terdahulu untuk kemudian disalurkan kepada instansi-instansi
pelaksana.
5. Fungsi Pemeliharaan
Adalah usaha atau proyek kegiatan
untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan daya hasil barang
inventaris.
6. Fungsi Penghapusan
Fungsi penghapusan, yaitu berupa
kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban
yang berlaku.
7. Fungsi Pengendalian
Fungsi ini merupakan fungsi inti
dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan
pengamankan keseluruhan pengelolaan logistic.
Bab. II
Fungsi-fungsi Perencanaan, Penentuan
Kebutuhan dan Penganggaran Logistik
A. Fungsi Perencanaan
Pengalaman
menunjukkan, bahwa dalam usaha mempermudah pengendalian masalah tersebut, salah
satunya dalah dengan cara membagi-bagi proses perencanaan ke dalam waktu atau
periode-periode tertentu.
Perencanaan
dapat dibagi kedalam periode-periode seperti:
1. Rencana Jangka Panjang
2. Rencana Jangka Menengah
3. Rencana Jangka Pendek
B. Fungsi Penentuan Kebutuhan
Berbagai
Faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan perlu mendapatkan perhatian antara
lain:
1. Faktor Yuridis
Pada dasarnya faktor ini meliputi tentang :
a. peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan serta batasan-batasan terhadap keamanan, desain, penyediaan barang, pengadaan dan sebagainya.
a. peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan serta batasan-batasan terhadap keamanan, desain, penyediaan barang, pengadaan dan sebagainya.
b. prosedur dan persyaratan dana-dana yang digunakan
2. Persyaratan-persyaratan Proyek
Faktor ini mencakup tujuan proyek
dalam waktu tertentu, kondisi lokasi serata perhubungan.
3. Evaluasi Sosio Ekonomi
Proses penentuan kebutuhan menurut
pemikiran yang luas dan mendalam, terutama dalam hal evaluasi untuk menentukan
jenis-jenis teknologi yang akan digunakan.
4. Evaluasi Tekno-Ekonomi
Dengan mempertimbangkan faktor tekno
ekonomi ini dimaksudkan agar dalam pemilihan teknologi diperhitungkan pula
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Untung rugi penggunaan sesuatu
barang atau alat yang di butuhkan.
b. Pemilihan komposisi barabg atau alat
yang dibutuhkan.
c. Penggantian barang atau alat atau
evaluasi tentang jangka waktu penggunaan sesuatu barang.
d. Perkembangan teknologi
Segi tekno
ekonomi ini dapat diklasifikasikan kedalam tiga golongan yaitu :
a. Tekno ekonomi yang menyangkut
komposisi peralatan
b. Tekno ekonomi yang menyangkut
analisis penggantian, analisis sewa-menyewa alat-alat.
c. Perkembangan Teknologi.
5. Perkembangan Swadaya dan Swasembada
Faktor ini mengadung pengertian,
bahwa kebutuhan sesuatu proyek hendaknya sejauh mungkin dapat dipenuhi sendiri
tanpa tergantung pada bantuan liar.
6. Inventarisasi dan Pemeliharan
Dalam proses kegiatan inventarisasi
dan pemeliharaan tercakup unsur mengenai :
a. Data-data jumlah, nilai dan mutu
b. Penerapan indetifikasi, klasifikasi,
standardisasi, kodefikasi dan katalogisasi.
c. Laporan depresiasi dan efisiensi
d. Parameter-parameter yang digunakan
e. Laporan tentang inspeksi
f. Laporan tentang hasil penggunaan
g. Laporan pertukaran suku cadang
h. Data-data pertukaran suku cadang
oleh tiap-tiap manufacture maupun supplier
i. Hasil-hasil pengawasan tentang persedian
7. Perkembangan Biaya
Perkembangan biaya member pengaruh
kepada seluruh fungsi logistik.
8. Perkembangan Industri dan Suplai
Hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian yang berkaitan dengan faktor perkembangan industri dan suplai ini
yaitu :
a. Apakah pabrik-pabrik membuat barang
yang dibutuhkan itu cukup menjamin kontinuitas perbekalan suku cadanngnya.
b. Apakah tidak perlu diadakan
pre-award survey.
c. Cara-cara mendaparkan leterangan dan
wawacara dengan salesman dan pabrik, pameran dagang atau survai melalui
pembelian.
9. Perkembangan Politis
Pengertian keputusan politik
mempunyai peringkat tertinggi disbanding dengan masalah teknis dan ekonomis.
10. Pertimbangan Khusus penggunaan alat-alat besar
Pada lembaga-lembaga yang banyak
mempergunakan alat-alat besar dan peralatan-peralatan yang mahal harganya,
masalah-masalah pembinaan alat-alat tersebut perlu mendapatkan perhatian.
C. Fungsi Penganggaran
Penganggaran
adalah semua kegiataan dan usaha untuk merumuskan perincian penetuan kebutuhan
dalam suatu skala standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya,
dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya. Dalam usaha
penyempurnaan anggaran perlengkapan atau logistik diharapkan adanya berbagai
macam anggaran sebagai berikut :
a. Anggaran pembelian
b. Anggaran perbaikan dan pemeliharan
c. Anggaran penyimpanan dan penyaluran
d. Anggaran penelitian dan pengembangan
barang
e. Anggaran penyempurnaan administrasi
barang
f. Anggaran pengawasan barang
g. Anggaran penyedian dan peningkatan
mutu personil.
·
Siklus
Anggaran ini terdiri atas 5 tahap yaitu:
Tahap
Pertama = Perencanan dan
Penyusunan Anggaran Negara
Tahap Kedua = Pengesahan Anggaran Negara
Tahap Ketiga = Pelaksanaan Anggaran Negara
Tahap Empat = Pengawasan dan Pemeriksaan
Anggaran Negara
Tahap Kelima = Pertanggungjawaban Anggaran
Negara
Bab. III
Fungsi Pengadaan
A.
Dasar-dasar Pengadaan
1. Fungsi
Pengadaan
Pengadaan ialah segala kegiatan dan usaha untuk
menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang
berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.
·
Pengadaan
dapat dilakukan dengan cara :
a. Pembelian
b. Penyewaan
c. Peminjaman
d. Pemberian (hibah)
e. Penukaran
f. Pembuatan perbaikan
2. Pembelian
Ada 3 hal pokok yang pada gilirannya nanti sangat
menentukan kelancaran pelaksanaan pembelian. Ketiga hal tersebut adalah :
a. Badan Pelaksana Pembelian
b. Jenis dan bentuk pembelian
c. Metode atau cara pembelian
B.
Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
Proses
Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
¾ Perencanaan dan penentuan kebutuhan
¾ Penyusunan dokumen tender
¾ Pengiklanan atau penyampaian
undangan lelang
¾ Pemasukan dan pembukuan penawaran
¾ Evaluasi penawaran
¾ Pengusulan dan penentuan pemenang
¾ Masa sanggah
¾ Penunjukan pemenang
¾ Pengaturan kontrak
¾ Pelaksanaan kontrak atau penyerahan
barang
1. Perencanaan
dan Penentuan Kebutuhan
Untuk menghindarkan pemborosan perlu diadakan
pembatasan=pembatasan kebutuhan terhadap perlengkapan dan peralatan.
2. Penyusunan
Dokumen Tender
Dokumen tender adalah suatu dokumen yang berisikan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
suatu pelelangan.
Isi dokumen tender secara umum meliputi :
a. Undangan pelelangan
b. Petunjuk untuk para peserta
pelelangan
c. Syarat-syarat umum
d. Syarat-syarat khusus
e. Syarat-syarat teknis dan
gambar-gambar teknik
f. Bentuk-bentuk atau formulir
penawaran
g. Ikatan kontrak atau surat perjanjian
3. Pengiklanan
atau penyampaian undangan lelang
Sebagai pemberitahuan kepada masyarakat yang
berkepentingan untuk memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang mampu dan
memenuhi syarat mengikuti tender.
4. Pemasukan
dan pembukaan Dokumen penawaran
Setelah penyampaian undangan lelang biasanya dokumen
tender disebarluaskan, baik secara cuma-cuma atau dijual.
5. Evaluasi
penawaran
Pada pelaksanan tender yang kompleks penawar yang
terendah belum tentu menjadi pemenang dan untuk itu diperlukan suatu sistem
evaluasi tender yang khusus, anatar lain meliputi:
¾ Evaluasi Administrasi
¾ Evaluasi Teknis
¾ Evaluasi Faktor-faktor lain
6. Pengusulan
dan penentuan pemenang
Panitia pelelangan setelah mengadakan evaluasi
menyampaikan usulan pemenang kepada jabatan yang berwenang untuk menetapkan
pemenang dengan dilampirkan berita hasil evaluasi.
7. Masa sanggah
Kepada peserta lelang biasanya diberikan kesempatan
untuk mengajukan sanggahan tertulis kepada atasan dari pejabat yang berwenang
menetapkan pemenag mengenai ketetapan yang telah dikeluarkan panitia dalam
pelaksanaan prosedur pelelangan.
8. Penunjukan
pemenang
Berdasarkan keputusan penetapan pemenang, keapala
kantor atau satuan kerja atau pemimpin proyek menunjukan pemenang pelelangan
sebagai pelaksana pengadaan.
9. Pengaturan
kontrak
Setelah penunjukan pemenang dibuatlah surat pesanan
atau surat perintah kerja atau kontrak sesuai jenis transaksinya.
10. Pelaksanaan kontrak atau penyerahan
barang
Setelah kontrak ditandatangani terjadilah ikatan
antara pembelian dengan penjual.
C.
Jasa Konsultan terdiri dari berbagai bentuk penggunaan
dan berbagi macam tipe konsultan.
a. Jenis-jenis konsultan pada umumnya
berupa:
¾ Jasa Engineering dan Desain
¾ Jasa Teknologi
¾ Jasa Ekonomi
¾ Jasa Manajemen
¾ Jasa Pendidikan dan Latihan
b. Jasa Konsultan dapat disalurkan
melalui :
¾ Perorangan
¾ Perusahaan Konsultan
¾ Lembaga Riset Industri
¾ Universitas
¾ Lembaga Pemerintah
¾ Organisasi Internasional (ILO)
c. Macam tanggung jawab
¾ Task Concept
¾ Assisting Concept
d. Tahap-tahap jasa konsultan :
1. Tahap awal
2. Tahap desain
3. Tahap konstruksi
4. Perkiraan proporsi
e. Langkah-langkah dalam pengadaan Jasa
Konsultan :
1. Penyusunan Dokumen Undangan
2. Penyusunan Daftar Pendek
3. Surat Undangan Kepada Konsultan
bersama dokumen tender
4. Penyampaian Usul Penawaran
5. Penilaian dari Usulan Penawaran
6. Negoisasi Kontrak
D.
Pengadaan Jasa Kontraktor
1. Prosedur
Pelelangan
Pelaksanan pengadaan jasa kontraktor pekerjaan sipil
tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pengadaan barang dan perlengkapan.
·
Proses
pengadaan jasa kontraktor pada umumnya terdiri dari :
¾ Pembuatan desain dan penyusunan
rencana kerja dan syarat-syarat
¾ Pengumuman pelelangan dan
pengambilan dokumen lelang
¾ Pemberian penjelasan
¾ Pemasukan dan pembukaan penawaran
¾ Evaluasi penawaran
¾ Pengusulan dan penentuan pemenang
¾ Masa sanggah
¾ Penunjukan pemenang
¾ Pengaturan kontrak
¾ Pelaksanaan kontrak
E.
Pengendalian Pengadaan
Beberapa hal
lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan fungsi pengadaan ini adalah :
1. Kode etik pengadaan
2. Pelelangan pengadaan barang
3. Pengadaan barang dengan bantuan luar
negeri
4. prakualifikasi
Bab. IV
Fungsi Penyimpanan, Penyaluran dan
Pemeliharan Logistik
A.
Fungsi Penyimpanan
Merupakan
suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan penyelanggaran dan
pengaturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan.
Beberapa
faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam fungsi penyimpanan antara lain :
1. Pemilihan Lokasi
2. Barang
3. Pengaturan Ruang
4. Prosedur atau sistem penyimpanan
5. Penggunaan alat bantu
6. Pengamanan dan keselamatan
Ruang
Penyimpanan atau gudang dapat digolongkan kedalam jenis-jenis sebagai berikut:
a. Gedung
Terbuka
Terdiri dari gedung terbuka yang tidak diolah dan
gedung terbuka diolah.
b. Gedung semi
Tertutup
Merupakan suatu kombinasi antara penyimpanan terbuka
dan penyimpanan dalam gudang.
c. Gedung
Tertutup
Dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis bentuk,
yaitu :
1. Gudang transit
2. Gudang serba guna
3. Gudang kedap udara
4. Gudang pendinginan
5. Tangki kering
6. Gudang penyimpanan tahan api
7. Dangau orang Eskimo
B.
Fungsi Penyaluran
Penyaluran
merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaran
dan pengaturan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain, yaitu dari
tempat penyimpanan ke tempat pemakainya.
C.
Fungsi Pemeliharaan
Pemeliharaan
adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis dan
daya guan suatu alat produksi atau fasilitas kerja dengan jalan merawat,
memperbaiki, merehabilitasi dan menyempurnakan.
Tahap- tahap
Pemeliharaan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan pemeliharaan
3. Tahap pasca pelaksanaan pemeliharaan
Bab. V
Fungsi Penghapusan
A.
Fungsi Penghapusan
Secara umum
penghapusan dapar dikatakan sebagai kegiatan dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan atau perundang-undangan.
Barang-
barang Inventaris dapat dikelompokan menjadi
:
1. Barang bergerak yang tidak pakai
habis
2. Barang yang habis
B.
Alasan Penghapusan
Penghapusan
umumnya dilakukan atas dasar :
a. Barang hilang
b. Teknis dan ekonomis
c. Surplus dan ekses
d. Tidak bertuan
e. Rampasan
C.
Program Penghapusan
Program
penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :
1. Aspek yuridis, administratif dan
proseduril
2. Aspek rencana pelaksanaan teknis
D.
Proses Penghapusan
Dalam
pengelolaan penghapusan barang, dikenal adanya beberapa tahap, yang sekaligus
merupakan siklus kegiatan penghapusan, yakni :
1. Tahap Penyidikan atau pengenalan
2. a. Tahap penyaringan
b. Tahap penyelesaian
3. Tahap pelaksanaan dan pengendalian
E.
Cara-cara Penghapusan
Cara-cara
Penghapusan yang lazim dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pemanfaatan langsung
b. Pemanfaatkan kembali
c. Pemindahan
d. Hibah
e. Penjualan atau perlelangan
f. Pemusnahan
Bab. VI
Fungsi Pengendalian
A. Sarana Pengendalian
1. Struktur
Organisasi
Agar dapat melaksanakan pengedalian se efektif
mungkin, maka harus jelas tugas pokok dan ruang lingkup organisasi suatu unit,
jelas wewenang dan tanggung jawabnya.
2. Sistem dan
Prosedur
Landasan peraturan merupakan dasar utama pengendalian
khusus merupakan titik tolak diman persoalan-persoalan harus diselesaikan.
3. Petugas
Personil yang disiplin, cakap dan trampil sangat
meringankan beban pengedalian.
4. Peralatan
Tidak selalu barang fisik, tapi bisa buku petunjuk,
standar-standar dan sebagainya yang merupakan pula sarana dalam memperlancarkan
suatu sistem.
B. Sasaran dan Pendekatannya
Fungsi utama dari pengendalian haruslah :
a. Menjadi sarana pengelola atau Pembina
logistik berupa data-data informasi yang
bermanfaat bagi fungsi-fungsi logistik atau lainnya.
b. Menjadi sarana bagi pimpinan dalam
pengambilan keputusan.
c. Menjadi sarana dalam mengikuti dan
mengawasi penyelenggaran logistik.
Untuk
penyelenggaran fungsi tersebut, fungsi pengendalian mengandung
kegiatan-kegiatan :
a. Inventarisasi
Menyangkut kegiatan-kegiatan dalam perolehan data
logistik
b. Pengawasan
Menyangkut kegiatan-kegiatan untuk menetapkan ada
tidaknya deviasi-deviasi penyelenggaraan dari rencana-rencana logistik.
c. Evaluasi
Menyangkut kegiatan-kegiatan memonitor, menilai dan
membentuk data-data logistik yang diperlukan, hingga merupakan informasi bagi
fungsi-fungsi logistik lainnya.
Untuk itu
diperlukan sarana-sarana yang harus sesuai dengan perkembangan, meliputi :
a. Struktur organisasi yang sudah
mantap
b. Sistem informasi yang memadai dan
ditunjang oleh prosesdur yang diterapkan dengan konsekuen
c. Klasifikasi dan kodifikasi yang selalu
mengikuti perkembangan dalam menuju strandarisasi dan katalogisasi
d. Pendidikan dan latihan
e. Anggaran yang cukup memadai hingga
pelaksaan administrasi dapat menunjang
pelaksanan operasional seoptimal mungkin
f. Penggunaan perangkat keras dan lunak seperti computer, alat
komunikasi dan sebagainya
C. Kebutuhan Sistem Informasi Logistik
Pada dasarnya kebutuhan sistem informasi logistik
adalah :
a. Pengenalan barang
b. Jumlah
c. Mutu dan kondisi
d. Nilai Kebutuhan sistem informasi
logistik tersebut secara menyeluruh akan tercermin pada kebutuhan proses-proses
dalam fungsi pengendalian seperti dalam :
a. Pengendalian persediaan
b. Pengembangan tolak ukur dan variable
c. Penyajian data dan report untuk
pertanggungjawaban dan pemeriksaan dalam rangka pengawasan dan pengambilan
keputusan
D. Pentahapan Penyelenggaraan fungsi
Pengendalian
Penyelenggaraan fungsi pengendalian haruslah sesuai
dengan perkembangan, kondisi dan kebutuhannya.
E. Peranan Inventarisasi dalam
Pengendalian
Inventarisasi digunakan sebagai sarana dan sumber
informasi baik bagi pemimpin, staf dan para pengawas.
Dalam
inventarisasi kegiatan-kegiatan yang telah dapat kita identifikasi
mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Menyediakan data untuk menrencanakan
kebutuhan peralatan dan perlengkapan
b. Memberikan informasi untuk dijadikan
bahan pengarahan dalam pengadaan peralatan dan perlengkapan
c. Memberikan pedoman dalam fungsi
penyimpanan dan penyaluran
d. Memberikan petunjuk dalam rangka
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
e. Menyediakan data atau informasi
dalam menentukan barang lebih dan menghapus dari pertanggungjawaban
administratif
f. Dengan menerapkan dan mengembangkan
klasifikasi dan kodefikasi untuk menuju sasaran katalogisasi dan standardisasi
dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
F. Standardisasi
1. Suatu tingkat yang lebih tinggi dari
inventarisasi dimana digunakannya sarana klasifikasi dan kodefikasi ialah
tingkat katalogisasi
2. Manfaat buku katalog bagi fungsi
pengendalian
G. Expediting
Kata “Expediting”
berasal dari kata “to expedite” yang berarti mempercepat atau memperlancar. Pada
perusahaan-perusahaan Amerika seperti Flour atau Bechtel, “Expediting” diartikan “Aggresively
Expediting” yang diartikan mempercepat dan memperlancar secara agresif.
Tujuan utama daripada tindak lanjut expediting ini
ialah optimasi monitoring secara agresif dengan menggunakan sarana-sarananya
agar dapat menunjang pelaksanaan operasi hingga sasaran dapat tercapai dalam
waktu yang tepat.
Bidang-bidang
pada Expediting yaitu :
a. Bidang
pembelian
bertanggungjawab dalam jaminan pengedalian, konsistensinya dan ekonomisnya
pelaksanaan pembelian.
b. Bidang
expediting
c. Bidang
angkutan
bertanggungjawab pelayanan kebutuhan dan peralatan maupun tenaga
d. Bidang
pengawasan
bertanggungjawab akan mutu barang yang dibeli apakah sesuai dengan teknis yang
diminta oleh pembeli.